Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menyediakan layanan sanitasi yang aman dan efektif bagi penduduknya. Banyak wilayah masih menggunakan infrastruktur yang tidak memenuhi standar, memiliki cakupan layanan yang tidak memadai, serta pengelolaan yang kurang optimal, yang semuanya menimbulkan risiko terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Permasalahan ini sering diperburuk oleh faktor lingkungan dan sosial, termasuk tingginya urbanisasi dan keterbatasan sumber daya untuk pemeliharaan serta peningkatan infrastruktur.

Menambah kompleksitas tersebut, bahaya terkait iklim seperti banjir yang sering terjadi, topan, kenaikan permukaan laut, dan cuaca ekstrem semakin berdampak pada infrastruktur sanitasi di seluruh negeri. Sebagai contoh, banjir dapat melampaui kapasitas sistem pembuangan limbah, menyebabkan kontaminasi, dan merusak fasilitas sanitasi, sehingga meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air di masyarakat. Ancaman iklim ini mengganggu ketahanan dan keamanan layanan sanitasi, sehingga semakin sulit untuk melindungi kesehatan masyarakat dan menjaga keberlanjutan pelayanan.

 

Menanggapi hal tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bekerja sama dengan Bappenas (Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional), Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Kementerian Kesehatan, dan Provinsi Yogyakarta, menyelenggarakan pelatihan Rencana Pengamanan Sanitasi Berketahanan Iklim (CR-SSP) di Yogyakarta dari tanggal 16 hingga 20 Juni 2025.

Pelatihan ini berfokus pada penguatan kapasitas praktisi dari Provinsi, Kota dan Kabupaten terpilih di Jakarta, Surakarta, Bekasi, Yogyakarta, Sleman, Bantul serta perwakilan dari pemerintah pusat, akademisi dan mitra pembagunan, untuk menerapkan metodologi CR-SSP, dengan mempertimbangkan dampak dari iklim. Peserta akan belajar cara mengidentifikasi dan memprioritaskan risiko kesehatan secara sistematis dalam sistem sanitasi—mulai dari toilet dan penampungan hingga pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan—dan secara terintegrasi juga mempertimbangkan dampak bahaya iklim seperti banjir dan badai.

SSP memandu keputusan manajemen dan investasi berdasarkan penilaian risiko sekaligus menetapkan prioritas pemantauan operasional dan mekanisme pengawasan regulasi yang ditujukan pada area dengan risiko kesehatan tertinggi. Penerapan SSP menjamin pihak berwenang dan masyarakat akan keamanan dan keandalan produk dan layanan terkait sanitasi serta menawarkan kerangka kerja praktis untuk mengembangkan sistem sanitasi berkelanjutan yang lebih siap menghadapi tantangan perubahan iklim, memastikan keselamatan dan kesehatan masyarakat dalam iklim yang terus berubah.

 

Target Peserta

Pelatihan ini dirancang khusus untuk para praktisi dari Provinsi, Kota dan Kabupaten terpilih di Jakarta, Surakarta, Bekasi, Yogyakarta, Sleman, serta perwakilan dari pemerintah pusat, akademisi dan mitra pembagunan, untuk menerapkan metodologi CR-SSP, dengan mempertimbangkan dampak dari iklim. Pesertanya meliputi pejabat pemerintah, manajer sanitasi, teknisi, spesialis lingkungan, dan pemangku kepentingan lain yang terlibat dalam perencanaan, implementasi, dan regulasi layanan sanitasi.

Tujuannya adalah untuk membekali para praktisi dengan metodologi dan keterampilan yang diperlukan untuk memasukkan ketahanan iklim ke dalam perencanaan pengamanan sanitasi di wilayah administrasi, serta mendorong solusi lokal yang dapat diadaptasi dan ditingkatkan di berbagai wilayah

Tujuan Pelatihan

Pelatihan ini bertujuan untuk memungkinkan peserta untuk:

  • Memahami nilai SSP berketahanan iklim, dan bagaimana SSP menjadi alat untuk menerapkan Pedoman Sanitasi dan Kesehatan WHO tahun 2018 dan peraturan setempat terkait pelayanan sanitasi yang aman
  • Melaksanakan setiap langkah metodologi SSP.
  • Identifikasi lokasi SSP mendatang, siapa saja yang harus terlibat, dan ketahui cara terbaik untuk mempersiapkan SSP.
  • Memulai dan menjalankan proses SSP berkelanjutan di suatu wilayah.


 

Agenda

Tabel berikut menunjukkan agenda yang direncanakan untuk pelatihan 5 hari.

 

Bahan Pelatihan (Bahasa)

PPT 0.0. Selamat datang di Perencanaan Pengamanan Sanitasi
PPT 7. Kerja kelompok terakhir
PPT 0.1. Pengenalan Perencanaan Keselamatan Sanitasi
Session 2 – Bappenas
PPT 1. Modul 1
Session 2 – Direktorat Sanitasi
PPT 2. Modul 2
Session 2 – Ministry of Health
PPT 3. Modul 3
Session 2 - Kementerian Dalam Negeri
PPT 4. Modul 4
Session 3 - Peneyelenggaraan Air Limbah Domestik
PPT 5. Modul 5
Session 3 - Dampak Perubahan Iklim Dan Skenario Iklim Di Wilayah
PPT 6. Modul 6
Session 3 - Rencana Pencapaian Sanitasi Aman

Kerja kelompok, lembar kerja, dan kelompok studi kasus (Bahasa)

0. Kerja kelompok
Kelompok Studi Kasus - Sistem Sanitasi Setempat di Kabupaten Bantul
1a. Lembar kerja 1
Kelompok Studi Kasus - Sistem Sanitasi di Kabupaten Sleman
1b. Lembar kerja 2
Kelompok Studi Kasus - Sistem Sanitasi Terpusat di Kabupaten Bantul
1c. Lembar kerja 3

 

Tautan Kerja Kelompok


 

SSP Training materials (English)

PPT 0.0. Welcome session
PPT 4. Module 4
PPT 0.1. Introductory session
PPT 5. Module 5
PPT 1. Module 1
PPT 6. Module 6
PPT 2. Module 2
PPT 7. Final group work
PPT 3. Module 3

Group work, Worksheets and Case study group (English)

0. Group work SSP tool
Case study group - Onsite Sanitation System Bantul Regency
1a. Worksheet 1
Case study group - Sanitation System Sleman Regency
1b. Worksheet 2
Case study group - Offsite Sanitation System Bantul Regency
1c. Worksheet 3